Cukup Konsumsi 11 Buah Pisang untuk Turunkan Darah Tinggi

Pisang. Foto: dailymail.co.uk
Tekanan darah tinggi atau hipertensi termasuk salah satu penyakit yang membunuh Anda secara 'diam-diam.' Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa terjadi kapan pun, yang biasanya dipicu stres dan gaya hidup yang tidak sehat.

Tetapi ternyata, Anda bisa dengan mudah menghilangkan hipertensi. Bahkan penelitian terbaru mengungkapkan, jika pisang, ubi manis, dan juga bayam bisa dijadikan obat untuk menyembuhkan hipertensi.

Makanan-makanan sehat ini kaya akan kalium, apalagi jika dikonsumsi dalam bentuk segar. Selain membantu mencegah hipertensi, makanan ini akan menyeimbangkan kadar garam dalam tubuh. Lantas berapa banyak pisang yang dibutuhkan?

Penelitian baru menunjukkan, jika makanan kaya mineral ini bermanfaat dalam cara yang sama seperti diuretik, obat yang biasa digunakan untuk menurunkan tekanan darah.

Namun, para ahli kesehatan merekomendasikan orang dewasa untuk mengkonsumsi setidaknya 4.7 gram kalium setiap hari untuk bisa melihat manfaatnya.

Dan secara riil, ini setara dengan 11 buah pisang.

Dr Alicia McDonough, dari University of Southern California, yang melakukan penelitian tentang tekanan darah dan kebiasaan makan, mengatakan: "Makanan tinggi kalium seperti mengambil obat diuretik. Penurunan asupan natrium adalah cara yang mapan untuk menurunkan tekanan darah."

Hipertensi biasanya tidak memiliki gejala, namun lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia mengalaminya.

Dari mereka yang telah didiagnosis, ratusan ribu telah mengonsumsi pil setiap hari untuk mengontrol tekanan darah.

Tapi mereka biasanya mengambil hanya satu obat saja setiap hari, dan mereka merasa lebih sehat setelahnya.

Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa, hipertensi bertanggung jawab untuk setidaknya 51 persen dari kematian akibat stroke dan 45 persen dari penyakit jantung.

Dr McDonough menambahkan: "Ketika makan kalium yang tinggi, ginjal mengeluarkan lebih banyak garam dan air."

Namun Dr McDonough menyarankan, agar kita bisa membatasi asupan natrium, yang biasanya terdapat dalam garam dan bumbu masak yang lainnya.

Penemuan ini dipublikasikan dalam American Journal of Physiology-Endokrinologi dan Metabolisme.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »