Zat besi merupakan kandungan yang sangat diperlukan oleh tubuh, lebih-lebih bagi oleh anak-anak, termasuk juga bayi. Zat ini memberikan manfaat dan fungsi yang besar bagi tubuh, sehingga bisa menjadi masalah serius jika tubuh kekurangan zat besi.
dr Yoga Devaera, SpA(K), seorang dokter spesialis anak yang bekerja di RSIA Brawijaya Kebayoran Baru, menjelaskan bahwa nutrisi mineral zat besi memiliki peran besar sebagai dasar yang penting agar anak atau bayi memperoleh MPASI (makanan pendamping ASI) yang berkualitas dan sehat.
Yoga Devaera menjelaskan (seperti dikutip dari detikHealth) bahwa jenis zat besi yang bersumber dari hewan (sumber hewani) biasanya lebih gampang untuk diserap oleh tubuh, hal ini terutama bagi anak-anak.
Dokter juga mengingatkan agar Orang tua tetap harus memperhatikan asupan viamin C pada anak.
Selain manfaat vitamin C untuk menjaga susana hati (mood), menjaga kesehatan kulit, mata, mencegah sariawan, pilek, hingga mencegah kanker. Juga fungsi dari nutrisi vitamin C yang dikonsumsi adalah untuk memaksimalkan proses penyerapan zat besi dari nabati.
Ciri-ciri anak kekurangan zat besi
Adapun ciri-cirinya anak yang kurang mendapatkan asupan zat besi yaitu terlihat pada wajahnya yang sering pucat, bahkan kondisi pucat pada wajah anak dapat terjadi dalam waktu yang panjang. Jika hal ini terjadi pada anak maka berkemungkinan anak mengalami masalah kekurangan nutrisi zat besi.
Apalagi jika akan juga mengalami mudah lelah, terlihat tubuhnya lemas, rentan terkena infeksi, mudah terserang penyakit, hingga mengalami masalah mental seperti mendadak tidak mau diam, atau sulit untuk tenang (gelisah), maka sangat harus diwaspadai bahwa anak mengalami kekurangan zat brsi.
Apabila anak benar-benar terlihat pucat, maka ini hal yang cukup serius, dokter dr Yoga Devaera menganjurkan agar Orang tua perlu segera membawa anak ke dokter, karena dikhawatirkan anak yang masih kecil tertimpa hal-hal buruk.
Oleh dokter, biasanya akan dilakukan pengecek terhadap kondisi anak yang lemas. Orang tua bisa memberikan makanan yang kaya akan zat besi pada anak, diantaranya daging sapi dan hati.
Kandungan zat besi sangat diperlukan tubuh anak, terutama untuk pertumbuhan perkembangan sistem sarafnya.
Akibat dari anak yang tidak memperoleh asupan zat besi sebagaimana mestinya, mengakibatkan masalah serius pada kemampuan dan fungsi kognitif anak. Selain itu memberikan gangguan pada kekmampuan tingkah laku anak. Zat besi juga sangat diperlukan untuk pertumbuhan bayi.
Penyebab terjadinya kekurangan zat besi pada anak berumur 1-2 tahun yaitu karena beberapa faktor, yaitu:
Khsus pada bayi atau balita sangat rentan mengalami kekurangan zat besi. Bentuk gejala dari kekurangan zat besi ini sering tidak terasa oleh seorang ibu. Alhasil, anak tidak mendapatkan penanganan yang baik dan semestinya.
Sehingga perlu diingat lagi, bahwa tanda-tanda dari anak yang mengalami kekurangan zat besi yaitu dirinya lebih seirng tidur-tidur, terlihat lemas, cepat capek, dan mudah mengantuk (padahal waktu tidur sudah cukup).
Gejala-gejala seperti lemas, mengatuk dan lainnya (seperti disebutkan diatas) terjadi akibat fungsi zat besi untuk membantu mengirim oksigen ke seluruh tubuh (yang termasuk ke otak), mengalami hambatan.
Tidak sedikit orang tua yang khawatir untuk memberikan makanan hewani pada bayi setelah 6 bulan. Penyebabkan takut anak terkena alergi, atau tekstur daging yang dinilai masih terlalu keras. Padahal perlu diketahui bahwa kekurangan asupan protein hewani mengakibatkan anak kekurangan zat besi.
Disamping itu, pada beberapa sayuran terdapat kandungan zat besi yang penting, walaupun kadar kandugan zat besinya masih dibawah daging.
Sebenarnya, makanan hewani sudah bisa dicobakan pada bayi diatas usia 6 bulan. Caranya dengan memastikan memasak daging hingga benar-benar matang, kemudian daging dihaluskan agar mudah dimakan dan dicernanya.
Orang tua perlu menghindari memberikan asupan daging dari makanan olahan, contohnya ada banyak, diantaranya bakso dan sosis.
Mengapa tidak boleh? Hal itu karena jenis makanan olahan seperti itu biasanya telah dimasukan berbagai bahan tambahan zat kimia, seperti penyedap rasa, bahan pengawet dan lainnya.
Hal lainnya yang juga perlu diketahui
Memberikan bayi susu formula yang tidak memiliki asupan zat besi di dalamnya, juga bisa memicu anak mengalami kekurangan zat besi, sehingga yang terbaik bagi anak adalah ASI (air susu ibu) ketimbang penggunaa produk susu formula.
Jikapun ingin menggunakan susu formula, maka gunakan produk susu formula yang di dalamnya memiliki asupan zat besi. Hanya yang penting diketahui oleh bunda, bahwa memberkan ASI sampai anak berusi 1 tahun adalah hal yang sangat disarankan oleh para ahli kesehatan.
Untuk mencukupi kebutuhan zat besi bagi anak, maka Anda bisa memberikan asupan berupa daging ayam, kuning telur, kacang-kacangan, ikan dan sayuran berdaun hijau gelap.
Selain itu, perhatikan asupan vitamin C paad anak. Nutrisi vitamin C bisa diperoleh dari melon, tomat, jeruk manis. Manfaat vitamiin C untuk membantu penyerapan zat besi oleh tubuh agar maksimal.
dr Yoga Devaera, SpA(K), seorang dokter spesialis anak yang bekerja di RSIA Brawijaya Kebayoran Baru, menjelaskan bahwa nutrisi mineral zat besi memiliki peran besar sebagai dasar yang penting agar anak atau bayi memperoleh MPASI (makanan pendamping ASI) yang berkualitas dan sehat.
Yoga Devaera menjelaskan (seperti dikutip dari detikHealth) bahwa jenis zat besi yang bersumber dari hewan (sumber hewani) biasanya lebih gampang untuk diserap oleh tubuh, hal ini terutama bagi anak-anak.
Makanan Sehat | Sumber gambar: Pexels.com |
Dokter juga mengingatkan agar Orang tua tetap harus memperhatikan asupan viamin C pada anak.
Selain manfaat vitamin C untuk menjaga susana hati (mood), menjaga kesehatan kulit, mata, mencegah sariawan, pilek, hingga mencegah kanker. Juga fungsi dari nutrisi vitamin C yang dikonsumsi adalah untuk memaksimalkan proses penyerapan zat besi dari nabati.
Ciri-ciri anak kekurangan zat besi
Adapun ciri-cirinya anak yang kurang mendapatkan asupan zat besi yaitu terlihat pada wajahnya yang sering pucat, bahkan kondisi pucat pada wajah anak dapat terjadi dalam waktu yang panjang. Jika hal ini terjadi pada anak maka berkemungkinan anak mengalami masalah kekurangan nutrisi zat besi.
Apalagi jika akan juga mengalami mudah lelah, terlihat tubuhnya lemas, rentan terkena infeksi, mudah terserang penyakit, hingga mengalami masalah mental seperti mendadak tidak mau diam, atau sulit untuk tenang (gelisah), maka sangat harus diwaspadai bahwa anak mengalami kekurangan zat brsi.
Apabila anak benar-benar terlihat pucat, maka ini hal yang cukup serius, dokter dr Yoga Devaera menganjurkan agar Orang tua perlu segera membawa anak ke dokter, karena dikhawatirkan anak yang masih kecil tertimpa hal-hal buruk.
Oleh dokter, biasanya akan dilakukan pengecek terhadap kondisi anak yang lemas. Orang tua bisa memberikan makanan yang kaya akan zat besi pada anak, diantaranya daging sapi dan hati.
Kandungan zat besi sangat diperlukan tubuh anak, terutama untuk pertumbuhan perkembangan sistem sarafnya.
Akibat dari anak yang tidak memperoleh asupan zat besi sebagaimana mestinya, mengakibatkan masalah serius pada kemampuan dan fungsi kognitif anak. Selain itu memberikan gangguan pada kekmampuan tingkah laku anak. Zat besi juga sangat diperlukan untuk pertumbuhan bayi.
Penyebab terjadinya kekurangan zat besi pada anak berumur 1-2 tahun yaitu karena beberapa faktor, yaitu:
- Anak tidak memperoleh makanan pemdamping yang mencukupi kebutuhannya.
- Anak terlalu banyak mengonsumsi minum susu juga bisa menyebabkan tubuhnya kekurangan zat besi.
- Anak mengalami kegemukan
Khsus pada bayi atau balita sangat rentan mengalami kekurangan zat besi. Bentuk gejala dari kekurangan zat besi ini sering tidak terasa oleh seorang ibu. Alhasil, anak tidak mendapatkan penanganan yang baik dan semestinya.
Sehingga perlu diingat lagi, bahwa tanda-tanda dari anak yang mengalami kekurangan zat besi yaitu dirinya lebih seirng tidur-tidur, terlihat lemas, cepat capek, dan mudah mengantuk (padahal waktu tidur sudah cukup).
Gejala-gejala seperti lemas, mengatuk dan lainnya (seperti disebutkan diatas) terjadi akibat fungsi zat besi untuk membantu mengirim oksigen ke seluruh tubuh (yang termasuk ke otak), mengalami hambatan.
Tidak sedikit orang tua yang khawatir untuk memberikan makanan hewani pada bayi setelah 6 bulan. Penyebabkan takut anak terkena alergi, atau tekstur daging yang dinilai masih terlalu keras. Padahal perlu diketahui bahwa kekurangan asupan protein hewani mengakibatkan anak kekurangan zat besi.
Disamping itu, pada beberapa sayuran terdapat kandungan zat besi yang penting, walaupun kadar kandugan zat besinya masih dibawah daging.
loading...
Sebenarnya, makanan hewani sudah bisa dicobakan pada bayi diatas usia 6 bulan. Caranya dengan memastikan memasak daging hingga benar-benar matang, kemudian daging dihaluskan agar mudah dimakan dan dicernanya.
Orang tua perlu menghindari memberikan asupan daging dari makanan olahan, contohnya ada banyak, diantaranya bakso dan sosis.
Mengapa tidak boleh? Hal itu karena jenis makanan olahan seperti itu biasanya telah dimasukan berbagai bahan tambahan zat kimia, seperti penyedap rasa, bahan pengawet dan lainnya.
Hal lainnya yang juga perlu diketahui
Memberikan bayi susu formula yang tidak memiliki asupan zat besi di dalamnya, juga bisa memicu anak mengalami kekurangan zat besi, sehingga yang terbaik bagi anak adalah ASI (air susu ibu) ketimbang penggunaa produk susu formula.
Jikapun ingin menggunakan susu formula, maka gunakan produk susu formula yang di dalamnya memiliki asupan zat besi. Hanya yang penting diketahui oleh bunda, bahwa memberkan ASI sampai anak berusi 1 tahun adalah hal yang sangat disarankan oleh para ahli kesehatan.
Untuk mencukupi kebutuhan zat besi bagi anak, maka Anda bisa memberikan asupan berupa daging ayam, kuning telur, kacang-kacangan, ikan dan sayuran berdaun hijau gelap.
Selain itu, perhatikan asupan vitamin C paad anak. Nutrisi vitamin C bisa diperoleh dari melon, tomat, jeruk manis. Manfaat vitamiin C untuk membantu penyerapan zat besi oleh tubuh agar maksimal.